27.1.06

Iris

And I’d give up forever to touch you
'Cause I know that you feel me somehow
You’re the closest to heaven that I’ll ever be
And I don’t want to go home right now

And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
'Cause sooner or later it’s over
I just don’t want to miss you tonight

And I don’t want the world to see me
'Cause I don’t think that they’d understand
When everything’s made to be broken
I just want you to know who I am

And you can’t face the tears that ain’t coming
Or the moment the truth in your lies
When everything feels like the movie
Yeah, you’re bleed just to know you’re alive
-Iris by Goo Goo Dolls-
This song's just so me...

Sebuah Cerita di Hari Selasa

Hari ini hari Selasa. Hari yang paling ditunggu-tunggu seorang gadis sepanjang minggunya. Hari saat ia menghabiskan waktu lebih lama untuk mematut diri di depan cermin sebelum berangkat ke kampus. Hanya karena hari ini hari Selasa.

Gadis ini hanya seorang mahasiswi biasa. Tak ada yang istimewa.

Sekitar pukul 2 siang, dosen PPKN-nya memutuskan untuk menyudahi kuliah. Kuliah Perpetaan masih sejam lagi.

”Ke Comlabs yuk!” ajak seorang teman si gadis.

Nggak ah, kagok cuma sejam.”

”Ke CC yuk!” ajak temannya yang lain lagi.

Gue nggak ikut ah, males.”

Sendirian, gadis ini bergegas menuruni tangga GKU Timur, melewati Kantin Borju yang sedang sepi pengunjung dan Labtek V, lalu menerobos gerimis melalui CC sampai ke 9009. Pintu ruangan itu masih tertutup rapat ketika ia tiba. Jelas masih digunakan oleh kelas sebelumnya.

Dengan sabar ia menunggu. Teman-temannya mulai berdatangan. Sesekali ia mengobrol dengan mereka, tapi matanya selalu tertuju ke pintu, seakan-akan tak ingin melewatkan sesuatu. Pukul 3 kurang sedikit, pintu ruangan itu baru dibuka. Satu per satu mahasiswa yang mayoritas adalah laki-laki keluar dari sana. Beberapa memakai jaket hijau tua dengan logo di dada. Beberapa menyandang tabung tempat kertas-kertas gambar di punggung.

Dan... ini dia. Mata gadis ini tertuju pada sosok seorang pemuda. Ialah Senopati. Pemuda yang langsung menarik perhatian gadis ini sejak pertama kali melihatnya. Pemuda yang tak pernah pergi dari pikirannya selama setahun lebih. Mengenakan celana jeans, sweater, dan tas punggung yang sangat-sangat biasa, tapi pemuda ini terlihat begitu menarik. Ada sesuatu yang lain dalam dirinya –entah itu kebaikan hatinya, sikapnya yang simpatik, atau wibawanya– yang membuat gadis ini (dan mungkin masih banyak gadis lain) jatuh hati setengah mati. Pemuda yang istimewa. He’s one in a million.

Sendirian, pemuda itu berjalan dengan cepat, terburu-buru. Ia bahkan tidak melihat ke arah gadis ini sama sekali, cuma melewatinya begitu saja. Tak apalah, pikir gadis ini, toh aku belum menyiapkan kata sapaan, belum merapihkan rambut, dan belum... menenangkan jantung yang berdegup kencang. Gadis ini bahkan tak yakin apakah pemuda itu masih akan mengenalinya atau tidak. Baginya, aku bukan siapa-siapa.

Pemuda itu belok di LFM. Gadis ini menjulurkan kepalanya supaya bisa terus melihat punggung si pemuda sampai menghilang dari sudut pandangnya. Gadis ini tersenyum, lalu melangkah masuk 9009 dengan sukacita. Sudah tak sabar menunggu hari Selasa berikutnya, yang berarti... 7 hari lagi.

Pathetic, huh?

(written in my 3rd semester)

3.1.06

Another birthday

Yesterday was my 19th birthday.

Aku terbangun tengah malam karena HP yang kutaruh di samping bantal bergetar. My first ‘happy birthday’ message. It was Uti.

Padahal jam di HP-ku masih menunjukkan pukul 23.58. Belum tanggal 2 Januari. Aku menunggu sampai tepat pukul 00.00.

5... 4... 3... 2... 1... HAPPY BIRTHDAY TO ME!!!

Lalu aku sadar aku merasa kedinginan. Padahal aku sudah memakai selimut yang cukup tebal. Aku mengambil sweater dan kaos kaki dari lemari, memakainya, lalu tidur lagi. Ketika aku bangun esok paginya, kepalaku terasa pusing. Badanku panas, tapi aku merasa kedinginan. Tenggorokanku sakit, suaraku mulai serak. Hidungku juga tersumbat. Damn! Kenapa aku mesti sakit di hari ulang tahunku?

Kalau diingat-ingat, tiga tahun terakhir ini aku selalu sakit waktu ulang tahun. Ulang tahun ke 17, aku bersin-bersin terus dan mataku bengkak. Sampai-sampai bolos sekolah. Padahal aku nggak punya alergi apa-apa. Ulang tahun ke 18, pulang dari kos Andin sehabis menginap waktu malam tahun baru tiba-tiba aku demam. Tahun ini, aku demam lagi, ditambah flu dan batuk. Mungkin karena waktu di Bali kemarin cuacanya nggak enak: panas terik lalu hujan deras lalu panas terik lagi lalu hujan deras lagi.

Jadilah aku menghabiskan hari ulang tahunku dengan berbaring di balik selimut, menerima SMS dan telepon dari teman kuliah, teman SMA, teman SMP, saudara, kenalan, gebetan, dan mantan gebetan =D. Terima kasih, kalian ingat ulang tahunku...

Well, nothing really special happened. It was just another birthday. But I thanked God for giving me one more year to live in this world. Semoga aku bisa jadi orang yang lebih baik lagi. Amin.

Happy birthday, my lovely self!

 
design by suckmylolly.com