24.12.06

Proudly Present...

ENVIRO
3RD EDITION

Go get it at:
· Comics Corner (Jl. Pager Gunung)
· Pitimoss (Jl. Banda)
· Rumah Buku (Hegarmanah)
· Potluck (Dipati Ukur)
· Pondok Dongeng (Ciumbuleuit)
· HMTL ITB, juga di Tokema dan toko deket LFM (masa nggak tahu ITB di mana? ^_^)
· SMA-SMA dan kampus-kampus ternama di Bandung
For free!!!



Notes from the Editor in Chief
Akhirnya… terbit juga! Walaupun banyak kesalahan di sana-sini (jawaban kuis ada yang salah, ada tulisan yang kepotong, hasil cetak warnanya kurang tajam, salah eja, dll) yang bikin aku sempat nggak mau lihat majalah ini saking malunya,
but this is what I get from my hard work, so I must be proud of it. Next time we must (and I’m sure we can) be better!

So, I would like to say thanks to…
·
Dini dan Mir, dua Editor at Large yang sangat bisa diandalkan
· Para penulis: Kak Rian, Oya, Chandra, Imam, Muti, Cindy, Opik, Niken,
Orig, Jack, Icha, Mir, Ijul, dan Ery dari Greeners Magazine
· Para fotografer: V-man, Pritta, Dini
· Para layouter: Dini, Puput, Wahyu
· Pinky yang tiba-tiba disuruh bikin iklan layanan masyarakat buat cover belakang dalam waktu kurang lebih cuma 2 jam
· Ipoy & Mike di bagian Keuangan. Yah, walaupun sebenarnya kerja bagian ini belum maksimal. Hampir semua proposal aku yang ngirim, aku juga yang mem-follow up.
· Dua sekretaris: Wulan (yang bikin proposal) & Safrul (Sekretaris HMTL yang sering dimintai tolong bikin surat pengantar proposal dan maksa namanya dicantumkan di box redaksi)
· Magangers Humas (anak-anak TL 2005) yang rajin-rajin dan selalu mau disuruh ngapain aja: Nono, Nindi, Pice, Widya, Nila, Ela, Nur, dan Ezi
· Citra, Kadep Humas yang udah ngasih kepercayaan jadi Editor in Chief dan banyak membantu. Codet (Ketua HMTL) dan Danu (wakilnya) juga.
· Para sponsor: PT. Newmont Pacific Nusantara, Laboratorium Kualitas Udara ITB, FTSL (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan) ITB, dan IOM (Ikatan Orangtua Mahasiswa) ITB
· Pak Asis, yang nggak lain adalah guru besar di ITB. Kalau nggak ada beliau, mungkin Enviro nggak akan bisa terbit…
· Pepeng dan orang-orang di Tafio Total Solution yang baik-baik, padahal biaya percetakan nggak dibayar-bayar gara-gara duit dari sponsor nggak turun-turun
· Semua yang udah bantu pendistribusian Enviro. Ternyata ngehabisin 2.000 eksemplar majalah lama juga ya…
· Dan pihak-pihak lain yang mungkin terlupakan…
You all did such a great job! Enviro would be nothing without you…

6.12.06

I Love You, Dad...

Hey dad look at me
Think back and talk to me
Did I grow up according to plan?
And do you think I'm wasting my time doing things I wanna do?
But it hurts when you disapprove all along
And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I'm never gonna be good enough for you
I can't pretend that I'm alright
And you can't change me

'Cause we lost it all
Nothing lasts forever
I'm sorry I can't be perfect
Now it's just too late
And we can't go back
I'm sorry I can't be perfect
-Perfect (Simple Plan)-

Berbeda dengan Mama yang extrovert dan spontan, aku dan Papa punya karakter yang sama: cenderung introvert. Mungkin karena itulah selama ini aku tidak terlalu dekat dengan beliau. Aku jauh lebih dekat dengan Mama. She’s my best friend ever. Dengan beliau, aku bisa curhat tentang segala macam: mulai dari kuliah sampai cowok. Kami juga sering menghabiskan waktu bersama. Karena perbedaan karakter itulah, kami justru saling mengisi. Mirip sekali dengan Rory dan Lorelai di Gilmore’s Girls. Lain halnya dengan Papa. Kalau tidak ada Mama, kami jarang mengobrol, bicara seperlunya saja. Jadi, hubungan kami datar-datar saja: tidak terlalu dekat, tapi juga tidak pernah bertengkar.

Tapi, saat aku sedang meghadapi ‘masa sulit’ seperti kemarin sampai-sampai sempat terpikir untuk pergi ke psikolog (Aku pakai kata “kemarin” karena ‘masa sulit’ itu sudah berakhir. It’s so over and everything’s back to normal.), setelah ‘kehebohan’ di rumah dini hari kemarin, justru Papa-lah yang membesarkan hatiku. Biasanya, saat sedang berdua di mobil kami cuma diam-diaman. Cuma sesekali mengomentari keanehan yang tampak sepanjang jalan atau omongan penyiar radio. Tapi malam itu, saat menjemputku dari kampus, kami sharing tentang banyak hal. Ini kata-kata beliau yang paling mengena:

Yang namanya masalah itu kaya kubangan lumpur di kaki kita. Sebisa mungkin harus dihindari. Siapa sih yang mau kena masalah? Tapi lain soal kalau kita udah kecebur di kubangan lumpur itu. Kita harus cari cara buat keluar. Kalau didiemin aja, atau cuma sibuk nyalahin diri kenapa bisa kecebur, makin lama kita malah makin dalem kecebur di kubangan lumpur itu, dan bakal makin susah juga keluarnya.

Ternyata tidak usah ke psikolog kalau sedang punya masalah, just come to our parents. They’re the ones who will always love and support us no matter what. Thanks Dad, I really love you…

 
design by suckmylolly.com