5.10.07

Hmm...

Hanya ada kami berdua di ruangan yang biasanya selalu ramai itu. Malam memang sudah larut. Dan kami masih saja meneruskan diskusi kami, dengan notes yang sudah dipenuhi berbagai catatan ini-itu di hadapan kami. Ah, kalau bukan dia, pasti aku sudah memilih untuk pulang... Beberapa kali tangan kami tidak sengaja bersentuhan, mengirimkan getaran-getaran aneh ke dadaku. Atau tatapan matanya yang tajam bertabrakan dengan mataku. Aku sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi pada kata-katanya tentang rencana organisasi ke depan. Dia sadar tidak ya, dari tadi aku memperhatikannya? Dia malah beberapa kali sengaja menyentuh bahu atau kakiku saat bercanda. Tidak tahukah dia, itu membuat jantungku berdegup lebih kencang? Sekarang dia mendekat, untuk melihat notes yang sedang kutulisi. Wajahnya cuma beberapa senti dariku. Aku sampai bisa mencium aroma maskulin tubuhnya. Ah, tapi dia memang selalu wangi... Aku sudah tidak tahan lagi. Kuulurkan tanganku untuk menyentuh wajahnya. Dia nampak terkejut karena perbuatanku yang tiba-tiba itu. Aku tetap menatap ke dalam matanya. Lalu, pelan-pelan sekali, aku mendekatkan wajahku padanya. Dia juga mendekatkan wajahnya pelan-pelan. Bibir kami mulai bersentuhan. Hmm... bibirnya terasa lembut di bibirku. Nikmat. Tanganku mulai menyusuri setiap senti rambut ikalnya, lehernya, bahunya, dadanya yang bidang... Lalu kubuka kancing kemeja lengan panjangnya satu per satu. Aku membiarkan tangannya menyusup masuk ke dalam t-shirt-ku. Nafas kami mulai tidak beraturan. Pelan-pelan, kudorong tubuhnya sampai terbaring di lantai. Dia merengkuhku ke dalam pelukannya. Hangat. Sekarang aku sudah berada di atas tubuhnya. And the rest is history...

Gawat, gawat, gawat. Kenapa setiap ada dia, pikiranku selalu ke arah 'sana'? Padahal lagi puasa!

 
design by suckmylolly.com