25.12.09

Life Journey...

3rd June 2009. I wrote on this post,

Oh, how fun it would be, to work in a fashion magazine? Hey, Editor in Chief of Cosmopolitan or Harper's Bazaar or Elle, hire me, pleeeaaaseee? ^^
(Confession of a desperate jobseeker)

24th December 2009
. Sign the deal. Can't hardly wait until 11th January 2010. Because from that day on, I will be working for this magazine.



Right now. If anyone ask me how does it feel, I'll certainly answer, "Like a dream come true!" Oh, come on, are you kidding me? It's been my dream job ever since I was 14! I 'm sooo excited that I (almost) forget to mourn over a heartbreaking moment in the end of this week! He-he.

Weeks later. Maybe the "dream come true" will turn out to be "nightmare". What if I don't fit in this glamorous yet full-of-conspiracy world? What if those skinny bitches try to bring me down? I have no idea. But I'll hold on. Because I know I'm already one step closer to my dream, which is to become an Editor in Chief of a magazine. Yes, I'll hold on. And I'll do the best...
:)

17.12.09

Lalalalala...

Sing it, sing it out loud, sing it louder! Sing like nobody’s listening, dance like nobody’s wathing, and LOVE LIKE YOU’VE NEVER BEEN HURT! Yeah yeah yeah!!!

Tell me how I’m supposed to breathe with no air?

If I should die before I wake
It’s ‘cause you took my breathe away
Losing you is like living in a world with no air

I’m here alone, didn’t wanna leave
My heart won’t move, it’s incomplete
If there was a way that I could make you understand

But how do you expect me to leave alone with just me?
‘Cause my heart revolves around you
It’s so hard for me to breathe

Tell me how I’m supposed to breathe with no air?
Can’t live, can’t breathe with no air
It’s how I feel whenever you ain’t there
There’s no air, no air
Got me out here in the water so deep
Tell me how are you gonna be without me
If you ain’t here I just can’t breathe
There’s no air, no air

I walk, I ran, I jump, I flew
Right off the ground to float to you
With no gravity to hold me down for real

But somehow I’m still alive inside
You took my heart but I survive
I don’t know how but I don’t even care

-No Air (Jordin Sparks feat. Chris Brown)-

And would you just pleaseee… stop asking me if I’m OK? Can’t you see? I’m standing, talking, smiling, laughing, living, and very happy. :)

12.12.09

Man Jadda Wajada, Mantra Sukses di Negeri 5 Menara

Saya suka membaca. OK, saya ralat. Saya sangat suka membaca, khususnya buku fiksi dengan plot yang menarik atau gaya bahasa yang enak dibaca, apalagi gabungan keduanya. Tidak masalah happy atau sad ending. Mulai sekarang, untuk ‘memaksa’ saya rutin menulis, saya akan membuat review buku yang saya baca – tapi hanya buku yang masuk kategori “worth to read”.

***

Judul: Negeri 5 Menara
Penulis: A. Fuadi

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (cetakan pertama Juli 2009)

 
Alif baru saja lulus SMP, dengan nilai memuaskan. Rencananya adalah melanjutkan ke SMA terbaik, yang diharap dapat menjadi tiket masuk universitas idamannya (tidak lain tidak bukan adalah ITB, yang digambarkan sebagai “Sebuah sekolah yang sangat mengesankan dengan bangunan unik, pohon-pohon rindang dan mahasiswa yang terlihat sibuk dan pakai jaket warna-warni.”) dan masa depan yang cerah. Tapi ternyata Amak-nya (ibu-red) punya rencana lain. Banyak orangtua menyekolahkan anaknya ke madrasah karena biayanya murah, tapi lebih banyak lagi karena anak mereka tidak cukup pintar untuk masuk sekolah umum, atau kelewat bandel sehingga dirasa perlu dididik keras di asrama. Akibatnya kualitas lulusan madrasah banyak dipertanyakan. Amak Alif yang punya latar belakang agama kuat ingin Alif bersekolah di madrasah supaya bisa jadi pemimpin agama yang hebat.


Maka Alif yang belum pernah meninggalkan tanah kelahirannya, Bukittinggi yang digambarkan sangat permai merantau ke Pondok Madani (PM), di pelosok desa di Ponorogo. PM, yang merupakan representasi Pondok Modern Gontor, tempat sang penulis pernah menuntut ilmu memiliki sistem pendidikan yang sangat unik. Proses belajar dilakukan 24 jam, bukan hanya belajar agama tapi juga banyak kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan. Bahasa yang digunakan adalah Arab dan Inggris. Para siswa ikut bertanggungjawab atas kegiatan PM dari hulu ke hilir.


Hari-hari Alif di PM pun dimulai: tersihir dengan mantra sakti “man jadda wajada” yang artinya “siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil”, berjuang untuk bisa survive di tengah padatnya jadwal PM, bergulat dengan ambisi pribadinya, mengubah cita-cita dari Habibie menjadi wartawan Tempo, serta bersahabat dengan Dulmajid dari Madura, Raja dari Medan, Atang dari Bandung, Said dari Surabaya, dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid, mereka mengobrolkan apa saja: mulai dari mendebatkan bentuk awan sampai bertaruh foto bersama anak gadis salah seorang Uztad yang konon secantik bidadari.


Buku ini mengajak kita menengok ke kehidupan di balik tembok pondok (filosofi Islam bertaburan di setiap lembarnya tanpa terkesan menggurui) dan berani bermimpi, because yes, dreams DO come true! Penulisnya mantan wartawan Tempo dan VOA, tidak heran kalau gaya bahasanya mengalir, lugas, dan mendetil. Satu hal lagi yang menarik, tokoh Presiden yang muncul sebagai cameo hanya disebut sebagai “Presiden”, tanpa nama, tanpa judgement apa-apa (FYI, cerita berlatar Orde baru). Dan seperti buku-buku laris lain di Indonesia, Negeri 5 Menara yang merupakan bagian pertama dari sebuah trilogi ini akan segera difilmkan (ya, ya, ya...)


Similar to
:

  • Tetralogi Laskar Pelangi (Andrea Hirata). Tidak salah kalau saya bilang buku ini terlalu banyak kemiripannya dengan karya Andrea Hirata yang sudah lebih dulu difilmkan itu. Setiap bab berdiri sendiri dan tidak terlalu berkaitan satu sama lain, tapi sebenarnya membentuk jalinan cerita yang utuh. Dari segi plot, pertama, sama-sama mengisahkan dunia pendidikan dengan segala dinamikanya dan persahabatan di usia sekolah di tengah segala keterbatasan. Kedua, sama-sama menghadirkan tokoh protagonis yang dikisahkan sebagai murid terpandai dan punya tekad belajar kuat, tapi terpaksa putus sekolah karena faktor ekonomi dan keluarga. Kalau di Laskar Pelangi ada Lintang, di Negeri 5 Menara ada Baso. Ketiga, sama-sama kental dengan budaya daerah. Kalau Laskar Pelangi menghadirkan Belitong, Negeri 5 Menara menghadirkan Minang. Keempat, kalau Ikal di Laskar Pelangi terobsesi pada Edensor, Alif terobsesi pada Amerika. And they both made it! Dan terakhir, seperti yang saya tulis di atas, sama-sama mengajak kita untuk berani bermimpi. Inspiring!
  • Harry Potter (J. K Rowling). Ha-ha. Cerita yang berlatar di sekolah asrama mau tidak mau mengingatkan saya pada Hogwarts: kompetisi antar asrama (walaupun mungkin pertandingan sepakbola di PM tidak seheboh Quidditch di Hogwarts yang pakai sapu terbang segala), para guru yang juga tinggal di arama dan suka berpatroli (ada karakter guru yang jadi public enemy, mirip sekali dengan karakter Profesor Snape), sosok kepala sekolah yang sangat dihormati, murid senior yang punya otoritas, sampai aula besar tempat berkumpulnya semua siswa.

Rating: 5/5

7.12.09

Citylight

Kamu masih punya janji. Membawaku ke tempat tinggi, sepi, di malam hari saat hujan tidak turun, supaya aku bisa menikmati citylight.


Cahayanya datang dari segala penjuru kota. Kontras dengan kelamnya langit malam, berpendar-pendar dinamis seolah saling berkejaran. Begitu urban. Begitu damai. Putih, kuning, putih lagi, yang mana lampu rumahmu? Lalu kita akan berbincang tentang dia, dia, dan dia yang lain lagi. Tidak pernah tentang kita. Karena memang tidak pernah ada “kita”.
 

Aku selalu suka citylight. Membuatku merasa kesepian di tengah keramaian.





Hey, masih maukah kamu membawaku ke sana, walaupun kamu sudah menemukan satu bintang yang akan terus bersinar menerangi langkahmu?






Atau… maukah kamu menungguku saja di sana, seperti selama ini kamu selalu ada untukku? Jangan beranjak. Jangan ke mana-mana. Kumohon.

 
design by suckmylolly.com