Tadi pagi saya baru menjalani fit and proper test calon Menteri Kominfo Kabinet KM ITB periode 2008/2009. Apa yang dites? Ya apakah saya cukup fit dan proper menempati posisi itu...
Kemarin malam Essa (yang juga akan fit and proper test Menteri P&K) menelepon. “Dis, lagi ngapain?”
“Nggak lagi ngapa-ngapain.” Sebenarnya saya sedang mengerjakan tugas kuliah, tapi saya takut dia jadi segan kalau mau curhat.
“Emang udah nyiapin buat besok?”
“Lho, emang mesti nyiapin apa?” Pikir saya, saya nggak usah menyiapkan apa-apa buat tes ini. Kalau ditanya nggak bisa jawab, ya tinggal bilang saja, “Nggak tau.” Toh saya memang nggak berambisi jadi menteri. Nothing to lose. Saya juga sudah bilang ke Shana, saya siap membantu tapi nggak jadi first man. Saya kan ingin memperbaiki IPK. Jadi second atau third man, boleh lah. (Kalau kata Iqbal , “Lu emang nggak akan jadi first man kok, tapi jadi first woman.” ) Jadi bisa dibilang fit and proper test ini cuma formalitas.
Essa memanas-manasi saya. “Masa kalau ditanya lu mau jawab nggak tau? Malu-maluin dong. Shananya juga malu ntar.” “Orang lain kan nggak tau ini formalitas atau bukan.” “Tadi udah ada yang dites, katanya dibantai lho.”
Oh, begitu ya. Tapi saya sedang tanggung membuat jalur pipa air buangan apartemen dan menghitung dimensinya, tugas Plambing yang deadline-nya besok. Habis ini saja siap-siapnya, pikir saya.
Tapi tugas itu baru selesai sekitar jam 12 malam. Mata lelah memelototi layar laptop terus-terusan. Akhirnya saya malah tidur. Saya cuma sempat membaca sekilas coretan di organizer saya paginya. Coretan yang yang dibuat waktu masa kampanye dengan tim Bolang, tentang mimpi dan harapan untuk KM ITB.
Saya datang awal ke Campus Center. Gilang kebetulan menelepon dari Jakarta. Oh ya, Bobby juga sempat mengirim SMS untuk sekedar memberi semangat. Ah, mereka memang sahabat-sahabat saya...
Dan ternyata, yang ‘mengetes’ saya adalah Ngkong, haha... Ada juga beberapa Senator lain dan Kabinet yang dulu. Sesi pertama tentang wawasan kemahasiswaan. Aduh, kok saya hilang ingatan tentang wewenang Kabinet dan Kongres, dan pola hubungan antara Kabinet-Kongres-Himpunan-Unit. Padahal waktu PMB 2007, saya menjelaskan itu pada anak-anak kelompok mentoring saya. Semoga jawaban saya nggak salah...
Wawancara berlangsung sekitar 60 menit. Umumnya pertanyaan saya jawab berdasarkan pengalaman, pandangan pribadi, atau spontan saja. Ketidaksepakatan soal Campus Channel sempat jadi bahasan. Di akhir, salah seorang pewawancara bilang, “Tanya-tanya lagi ya soal media, kayaknya pengetahuan kamu tentang media masih kurang.” W H A T T H E - ? ? ? Tahu apa dia? Rasanya selama ini saya cukup concern soal media. Pengalaman saya di bidang media malah lebih banyak daripada pengalaman di bidang TL. Tapi yang saya pelajari di Siaware, feedback itu bersifat netral, hehe...
Jadi, apa saya cukup fit dan proper jadi menteri? Kita lihat nanti...