Aku tidak bertindak impulsif. Aku tahu ini sesuatu yang harus kulakukan, cuma masalah waktu dan momen. Dan ketika hari ini tiba, aku tahu inilah waktunya.
Kubilang semua padanya. Tentang semuanya selama empat tahun ini. Dan bahwa aku pun akan membiarkan ini berlanjut sebagai sesuatu yang tak perlu alasan, rencana, atau harapan. Entah kenapa. Entah sampai kapan. Aku bisa memahami pilihan-pilihannya, mimpi-mimpi besarnya. Aku sendiri punya keyakinan dalam hati bahwa dia akan jadi orang hebat suatu hari nanti. Pasti.
Dan mungkin ini adalah konsekuensinya.
... lalu dia memelukku erat. Membiarkanku membenamkan diri dalam dada bidangnya yang sering hadir dalam imajinasiku, membiarkanku merasakan otot-otot lengannya di punggungku, membiarkanku menghirup aroma maskulin tubuhnya, membiarkanku menerima transfer energi panas dari tubuhnya, membiarkan bahunya basah oleh air mataku.
Dan membiarkanku melepas tubuhnya.
Untuk saat ini, itu cukup.