13.8.10

Ya Sudahlah...

Ketika mimpimu yang begitu indah tak bisa terwujud
Ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu dan tak pernah sampai
Ya sudahlah
-Ya Sudahlah (Bondan Prakoso feat. Fade 2 Black)-

Mungkin saya sudah ratusan kali mendengar lagu itu. Di radio, di mall, di winamp komputer seseorang di kantor... Tapi baru tadi, seorang pengamen memilih posisi persis di sebelah kursi yang saya duduki di metromini, untuk memetik kunci gitar lagu itu. Saya mau tidak mau jadi ikut menyimak liriknya.

Dan... saya suka! :) Saya suka empat bait pertamanya. "Ya sudahlah." Dalam hidup, mungkin memang ada kalanya kita perlu mendengarnya dari mulut orang lain. Bukan sampah semacam "Kamu pasti bisa melakukannya" atau "Semuanya akan baik-baik saja". Mungkin memang ada kalanya kita kembali diingatkan untuk menapak tanah. Mungkin memang ada kalanya kita perlu rehat sejenak, setelah kaki ini letih berlari.

Ngomong-ngomong, seminggu yang lalu, saya baru ditampar oleh dua peristiwa, bahwa tidak semua mimpi bisa terwujud.

Tapi... ya sudahlah... (Selain malas mengungkit-ungkit lagi, juga malas mengetik. Sudah hampir jam 3 pagi ini... :D :D :D)

Dan Kita Bicara Tentang Mimpi...

"Kamu pernah nggak, mimpi jadi penyanyi?" tanyamu malam itu. Matamu tidak lepas dari panggung La Piazza, Kelapa Gading walaupun sang biduan wanita sudah turun, melangkah tergesa sambil mengenakan jaket di atas gaun pendeknya untuk melawan dingin malam. Yang tersisa tinggal beberapa teknisi membereskan kabel-kabel dan alat musik.

Dari binar matamu saja pun aku tahu, kamu ingin kamulah yang ada di atas panggung itu. Berteriak, berjingkrak. Bersinar. Menyerap energi dari gemuruhnya penonton yang terbius olehmu. Mendengar namamu dielu-elukan. Untuk sesaat, merasa menjadi raja dunia.

"Nggak pernah. Aku kan mimpinya jadi penulis," jawabku. "Tapi aku ngerti kok mimpi kamu."

Dan tanganmu pun semakin erat di pinggangku.





Baru empat bulan yang lalu, tapi kenapa rasanya sudah lama sekali ya?

 
design by suckmylolly.com