OSKM kurang dari sebulan lagi (kalau opening jadi tanggal 17 Agustus). Auranya sudah terasa di kampus (contoh: banyak orang pakai jaket almamater, banyak poster publikasi di papan pengumuman). Apalagi di Sekre KM dimana pasti ada kegiatan persiapan OSKM setiap hari, dimana terpajang tulisan “Setiap kita adalah penting” besar-besar di dindingnya.
Tidak berlebihan kalau aku bilang aku sangat mencintai OSKM. Bermula dari OSKM 2004 yang sangat berkesan buatku. Padahal kalau dibandingkan dengan Osjur di TL yang 6 bulan dan jauh lebih berat, OSKM yang cuma 5 hari sepertinya memang ‘nggak ada apa-apanya’. Tapi tetap saja berkesan. Baru kali itu aku mengalami berkumpul bersama begitu banyak orang (ada kira-kira 3500 peserta dan panitia dari berbagai divisi) di satu lapangan luas, pakai atribut tameng dan topi wayang (bikin bareng teman-teman sekelompok di basecamp), terkesan pada Danlap yang berorasi dengan gagahnya, terkesan pada Punggawa yang mau-maunya ikut capek bareng peserta (tapi tetap senyum dan ngasih semangat terus), dimarahi Rahwana gara-gara rok kependekan (oh ya, aku sempat sengaja nggak bawa tugas, cuma karena pingin ngerasain dihukum), lari-lari sambil megang tas teman yang di depan (pundak sampai sakit rasanya gara-gara tas ditarik-tarik sama teman yang di belakang, padahal harus lari nyusul teman yang di depan juga), lingkar wacana sama mentor, nyanyi lagu-lagu kampus, senam pagi bareng LSS yang kocak, Salam Ganesha, body wave sampai kaki mati rasa (tapi pas lihat hasil rekamannya ternyata keren banget!).
Lalu, OSKM 2005 yang lebih berkesan lagi. Aku jadi Supernova (taplok). Ikut Diklat selama kurang lebih 2 bulan, belajar banyak tentang kemahasiswaan, nyari stempel di BEC, bagi-bagi selebaran di Dago, bikin drama tentang kaderisasi dan kemahasiswaan terpusat, kumpul di CC jam 5.15 pagi, lari keliling kampus dan olahraga bareng, bikin papan kelompok sama pasangan, dan tentunya... malam Pra OSKM yang sampai sekarang masih jadi salah satu momen paling berkesan buatku. Malam itu, untuk pertama kalinya aku memberi Salam Ganesha dan nyanyi lagu Mentari benar-benar dari hati. (Ha... ha... does this sentence make you wanna puke?)
Sayang, waktu itu baru pergantian Rektor, dan Rektor yang baru sepertinya sedikit alergi pada kegiatan-kegiatan kaderisasi seperti OSKM ini. OSKM jauh dari yang aku (dan sepertinya semua panitia lain) bayangkan. Kami tak ubahnya seperti EO untuk acara Rektorat, dengan segala peraturan dan batasan ini-itu.
But, still, OSKM has always been so meaningful to me. Aku dapat banyak hal di sini, lebih dari sekedar kenalan baru, teman baru, atau kecengan baru. ^_^
And now, OSKM 2006 is approaching! Sekarang aku bergabung dengan tim Acara.
Dan kenapa aku mau jadi panitia OSKM (lagi)? Kenapa aku mau-maunya rapat hampir setiap hari dan panas-panasan ngurus Diklat calon panitia, sementara orang lain pergi liburan atau malah tidur di rumah?
- Ingin berbuat ‘sesuatu’ untuk almamater tercinta ini, mumpung masih jadi mahasiswa. Seriously.
- Sense of belonging. Sebagai alumni OSKM 2004, aku merasa punya keterikatan dengan OSKM dan masih punya tanggung jawab untuk OSKM selanjutnya.
- OSKM mungkin satu-satunya momen yang paling bisa menyatukan anak ITB dari berbagai jurusan dan angkatan. Bisa banget buat nambah teman baru!
- Memang sejak OSKM 2004 sudah terpikir, “Tahun depan mau jadi panitia!” dan sejak OSKM 2005 sudah terpikir, “Tahun depan mau jadi panitia lagi!”
- Buat ngisi liburan. Sudah terbiasa sibuk semester 4 ini, sampai sering nggak sempat makan, tidur di atas jam 12, kalau selama liburan nggak ada kegiatan yang berarti bisa-bisa cuma bikin badan melar...
- Kapan lagi pakai jaket almamater? Kapan lagi merasakan jadi mahasiswa?
- Dan bukankah “Segala yang indah berawal dari OSKM?” (mengutip pernyataan Danang (PL ’01), Sekjen OSKM 2004) ^_^
Untuk Tuhan, bangsa, dan almamater.
Merdeka.
Tidak berlebihan kalau aku bilang aku sangat mencintai OSKM. Bermula dari OSKM 2004 yang sangat berkesan buatku. Padahal kalau dibandingkan dengan Osjur di TL yang 6 bulan dan jauh lebih berat, OSKM yang cuma 5 hari sepertinya memang ‘nggak ada apa-apanya’. Tapi tetap saja berkesan. Baru kali itu aku mengalami berkumpul bersama begitu banyak orang (ada kira-kira 3500 peserta dan panitia dari berbagai divisi) di satu lapangan luas, pakai atribut tameng dan topi wayang (bikin bareng teman-teman sekelompok di basecamp), terkesan pada Danlap yang berorasi dengan gagahnya, terkesan pada Punggawa yang mau-maunya ikut capek bareng peserta (tapi tetap senyum dan ngasih semangat terus), dimarahi Rahwana gara-gara rok kependekan (oh ya, aku sempat sengaja nggak bawa tugas, cuma karena pingin ngerasain dihukum), lari-lari sambil megang tas teman yang di depan (pundak sampai sakit rasanya gara-gara tas ditarik-tarik sama teman yang di belakang, padahal harus lari nyusul teman yang di depan juga), lingkar wacana sama mentor, nyanyi lagu-lagu kampus, senam pagi bareng LSS yang kocak, Salam Ganesha, body wave sampai kaki mati rasa (tapi pas lihat hasil rekamannya ternyata keren banget!).
Lalu, OSKM 2005 yang lebih berkesan lagi. Aku jadi Supernova (taplok). Ikut Diklat selama kurang lebih 2 bulan, belajar banyak tentang kemahasiswaan, nyari stempel di BEC, bagi-bagi selebaran di Dago, bikin drama tentang kaderisasi dan kemahasiswaan terpusat, kumpul di CC jam 5.15 pagi, lari keliling kampus dan olahraga bareng, bikin papan kelompok sama pasangan, dan tentunya... malam Pra OSKM yang sampai sekarang masih jadi salah satu momen paling berkesan buatku. Malam itu, untuk pertama kalinya aku memberi Salam Ganesha dan nyanyi lagu Mentari benar-benar dari hati. (Ha... ha... does this sentence make you wanna puke?)
Sayang, waktu itu baru pergantian Rektor, dan Rektor yang baru sepertinya sedikit alergi pada kegiatan-kegiatan kaderisasi seperti OSKM ini. OSKM jauh dari yang aku (dan sepertinya semua panitia lain) bayangkan. Kami tak ubahnya seperti EO untuk acara Rektorat, dengan segala peraturan dan batasan ini-itu.
But, still, OSKM has always been so meaningful to me. Aku dapat banyak hal di sini, lebih dari sekedar kenalan baru, teman baru, atau kecengan baru. ^_^
And now, OSKM 2006 is approaching! Sekarang aku bergabung dengan tim Acara.
Dan kenapa aku mau jadi panitia OSKM (lagi)? Kenapa aku mau-maunya rapat hampir setiap hari dan panas-panasan ngurus Diklat calon panitia, sementara orang lain pergi liburan atau malah tidur di rumah?
- Ingin berbuat ‘sesuatu’ untuk almamater tercinta ini, mumpung masih jadi mahasiswa. Seriously.
- Sense of belonging. Sebagai alumni OSKM 2004, aku merasa punya keterikatan dengan OSKM dan masih punya tanggung jawab untuk OSKM selanjutnya.
- OSKM mungkin satu-satunya momen yang paling bisa menyatukan anak ITB dari berbagai jurusan dan angkatan. Bisa banget buat nambah teman baru!
- Memang sejak OSKM 2004 sudah terpikir, “Tahun depan mau jadi panitia!” dan sejak OSKM 2005 sudah terpikir, “Tahun depan mau jadi panitia lagi!”
- Buat ngisi liburan. Sudah terbiasa sibuk semester 4 ini, sampai sering nggak sempat makan, tidur di atas jam 12, kalau selama liburan nggak ada kegiatan yang berarti bisa-bisa cuma bikin badan melar...
- Kapan lagi pakai jaket almamater? Kapan lagi merasakan jadi mahasiswa?
- Dan bukankah “Segala yang indah berawal dari OSKM?” (mengutip pernyataan Danang (PL ’01), Sekjen OSKM 2004) ^_^
Untuk Tuhan, bangsa, dan almamater.
Merdeka.
1 comments:
oy adis, aq masukin blog kamu ke link-ku ya. tyuz masukin blogku ke link kamu ya. rakawhisnu.blogspot.com and iamthepilot.blogspot.com. key??
Post a Comment