14.9.06

Dealing with broken heart

Rasanya baru kemarin aku membuat post berjudul ‘I Think I’m in Love’ itu. Rasanya baru kemarin aku pergi ke kampus dengan hati berbunga-bunga, hoping that my hair and my clothes are fine, kalau-kalau aku kebetulan bertemu dengannya di salah satu sudut kampus. Rasanya baru kemarin aku merasa begitu gembira menerima SMS atau menjawab telepon darinya.

And suddenly I feel so STUPID…

Rasanya baru kemarin aku menulis nggak akan menangis 7 hari 7 malam, mengurung diri di kamar ditemani buku dan musik yang gloomy (as usual...), or even hurt myself physically (I’m a sort of person who have a tendency to do that kind of thing) karena Senopati.

Tapi...
Rasanya, sekarang aku HARUS melakukannya.

Bukan karena Senopati, tapi karena orang yang sempat membuatku berpikir, “This guy’s so adorable! Senopati nggak ada apa-apanya kalau dibandingin sama dia!”

Ini bukan broken heart ala novel atau film yang cheesy. Sejak awal aku sudah tau dia cuma untuk dikagumi, bukan untuk dimiliki.

Ya, justru karena ITU lah...

2 comments:

raka said...

wah wah wah yang lagi brokenheart...siapa seh yang brani nyakitin adisti? aq hajar nanti hahaha. saya menawarkan diri untuk jadi pendengar yang baik kalau diperlukan hehe. sabar...sabar...

sering-sering ngeblog ya!

Adisti Dini Indreswari said...

sering-sering ngeblog? pasti dong, ini kan pelarian gw dari dunia nyata...

 
design by suckmylolly.com