10.9.06

Dunia Tanpa Koma


Tiga nama pemeran utamanya: Dian Sastro (the lovable girl, siapa sih yang nggak suka sama dia?), Fauzi Baadilla (nggak cuma punya tampang keren dan perut six packs yang bikin ngiler, tapi aktingnya juga OK), dan Tora Sudiro (siapa juga sih yang nggak suka sama dia?), sebenarnya cuma alasan kedua yang membuatku menunggu-nunggu film seri yang mulai tayang sejak tadi malam ini.

Alasan pertamanya, karena film seri ini bercerita tentang dunia wartawan, dunia yang sangat ingin aku masuki.

Tapi setelah menonton episode pertamanya tadi malam, terbersit sedikit rasa kecewa juga. Ceritanya masih standar, nggak jauh beda sama sinetron kebanyakan. Sinematografinya (dari sudut pandangku sebagai orang awam, yah… tahu sedikit lah tentang sinematografi waktu ikut ekskul Sinematografi di SMA dan pendidikan Cakru di LFM) juga standar. Penggambaran tokohnya terlalu hitam-putih.

Tapi masih lebih bagus sih daripada sinetron-sinetron yang mungkin karena faktor kejar tayang, kelogisan ceritanya, akting pemainnya, dan sinematografinya jadi nggak penting lagi.

Film seri ini juga bisa memberi gambaran tentang pekerjaan wartawan: bagaimana seorang wartawan harus gigih mencari berita, bagaimana seorang wartawan harus punya link ke ‘orang-orang penting’, bagaimana seorang wartawan harus punya rasa ingin tahu dan memperhatikan sekitarnya, bagaimana stresnya kalau belum berhasil mewawancarai narasumber padahal sudah dikejar deadline, bagaimana harus bersaing dengan media lain untuk mendapatkan berita eksklusif, sampai bagaimana seorang wartawan berbicara dan berdandan.

Makanya, ayo Dis, kuliah yang benar biar dapat IP bagus, keep on practicing, ambil S2 Communication-Journalism di luar negeri, and make yourself a great journalist!

Hmm… what a life…

0 comments:

 
design by suckmylolly.com